Nissan

https://www.nissan.co.id/ucl-jagonulis.html

Kamis, 25 November 2010

Mengikis Budaya Korupsi dengan Pola Hidup Sederhana

Kasus Korupsi Gayus Tambunan yang notabene adalah PNS Ditjend Pajak, semakin menambah kelamnya kasus korupsi di Negeri tercinta ini.

Gayus Tambunan adalah PNS selevel staf yang mempunyai kewenangan yang luar biasa sehingga dia bisa menggunakan powernya untuk menggerogoti para pelaku pajak.
Tentu ada yang salah dengan sistem kinerja yang ada di ditjend pajak sehingga staf selevel Gayus bisa bermain dan menjadi pelaku tindak pidana korupsi dengan aset milyaran rupiah.

Seperti kita ketahui bahwa departemen keuangan telah melakukan upaya reformasi birokrasi dengan cara melakukan renumerisasi khususnya dalam hal pemberian uang honorarium yang diatas rata-rata PNS dari departemen atau lembaga lainnya.

Berdasarkan informasi, bahwa PNS selevel Gayus mendapatkan gaji antara kisaran 8-10 juta per bulan, jumlah tersebut termasuk sangat besar dan bisa dipastikan lebih dari cukup untuk hidup di Jakarta, meskipun biaya hidup di Jakarta diatas rata-rata kota lain di Indonesia. Bila dibandingkan dengan pegawai swasta, gaji Gayus sama dengan gaji seorang manager perusahaan.

Ironisnya ternyata, sistem penggajian hasil renumerisasi tersebut belum cukup untuk memenuhi gaya hidup pegawai depkeu di Jakarta, itu info dari salah seorang pegawai Depkeu, "kalo dari sampingan justru bisa melebihi renumerisasi", hingga akhirnya muncullah kasus Gayus yang sangat fenomenal ini.

Meskipun Gayus selalu melakukan pembelaan bahwa dia hanyalah ikan teri, masih banyak ikan-ikan lain yang lebih besar dari Gayus, cuman masalahnya ikan yang besar-besar ini akan kena dinamit kalo seandainya ketangkap dan tentunya ikan-ikan besar ini akan juga mencari perlindungan dari ikan hiu ataupun paus,,he,,,he,,,he,,,, Susah juga yah nangkap ikan.
Menurut sejarah ternyata budaya korupsi memang sudah ada sejak zaman Belanda, entah siapa yang ngajarin orang Indonesia Korupsi tapi yang jelas orang yang bisa korupsi adalah orang yang mempunyai peluang untuk menyalahgunakan amanat atau kekuasaan yang dimilikinya, tentunya kalo zaman Belanda ya orang-orang besar yang diberi jabatan oleh VOC tsb.

Sebenarnya kultur korupsi cenderung terlahir dari perilaku yang konsumtif, meskipun memang tidak ada jaminan bahwa orang yang perilaku nya sederhana juga rawan untuk melakukan korupsi.

Perilaku sederhana bagi orang Islam sebenarnya sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, dimana beliau selalu berupaya untuk hidup sederhana, baik dalam sikap tingkah laku dan tentunya hartanya.

Diceritakan oleh sahabat bahwa Nabi Muhammad SAW pernah beberapa malam tidak makan karena tidak ada makanan yang bisa dimakan. Itulah contoh bukti konkrit bahwa Nabi Muhammad adalah pelopor dalam hidup sederhana.

Apa yang terjadi sekarang malah justru sebaliknya, para pemimpin berlomba-lomba mencari kehidupan duniawi dan kemudian berlomba-lomba memamerkannya ke khalayak, sementara rakyatnya tergelatak dipinggir jalan karena kelaparan. Sungguh ironis.
Oleh karena itu, mari kita belajar untuk memulai pola hidup sederhana sehingga dijauhkan dari hawa panas duniawi yang pada akhirnya memunculkan tabiat dan budaya korupsi.





--------