Nissan

https://www.nissan.co.id/ucl-jagonulis.html

Minggu, 21 Januari 2018

Penghayat Kepercayaan Didiskriminasi ?


Photo : Tribun Jogja

Terlampir Opini tentang 
"Penghayat Kepercayaan Didiskriminasi?"

 yang dimuat di Antara Kuala Lumpur pada hari Sabtu, 20 Januari 2018
https://kl.antaranews.com/berita/3431/diskriminasi-terhadap-penghayat-kepercayaan-



"Penghayat Kepercayaan Didiskriminasi?"
Oleh Hani Adhani[1]
 
Permasalahan adminstrasi kependudukan memang menjadi bagian yang sulit dipecahkan, meski indonesia sudah cukup lama merdeka, namun tetap saja ada banyak permasalahan administrasi kependudukan yang terkadang justru menyulitkan masyarakat. UU Administrasi Kependudukan yang notabene sudah di lakukan perubahan, tetap saja masih menyisakan berbagai kelemahan yang terkadang kita sebagai masyarakat awam semakin dibuat bingung dan tidak paham.

Pelayanan terhadap administrasi kependudukan memang membutuhkan  konsentrasi tingkat tinggi dan keseriusan dari negara karena pelayanan administrasi kependudukan adalah “garda pertama” negara dalam memberikan pelayanan kepada warganya oleh karena pengurusan administrasi kependudukan memiliki keterkaitan dengan banyak hal yang menyangkut hak konstitusional warga negara. 

Beberapa permasalahan yang sudah sering kali kita dengar dan menjadi bahan perbincangan adalah terkait dengan adanya perlakuan berbeda terhadap saudara kita yang menganut aliran kepercayaan atau “penghayat kepercayaan”. Beberapa warga penghayat kepercayaan merasakan adanya kesulitan untuk mendapatkan hak yang sama khususnya terkait dengan pelayanan administrasi kependudukan. Contoh yang yang paling mudah adalah tidak dicantumkannya nama penghayat kepercayaan dalam kolom agama yang tertera dalam KTP ataupun KK. Padahal semua warga negara yang ber-agama mencantumkan nama agama mereka dalam kolom agama di KTP dan KK yang mereka miliki, sedangkan penghayat kepercayaan justru tidak dicantumkan dan hanya dikasih tanda .

Tentunya, KTP atau KK akan menjadi patokan bagi warga untuk mengurus hak dan hal lainya yang diberikan negara kepada warganya, seperti pengurusan bantuan sosial masyarakat, membuat akta nikah dan akta kelahiran, membuat kartu BPJS, lampiran lamaran pekerjaan, dsb. Sebenarnya hal terkait dengan tidak dicantumkannya nama penghayat kepercayaan dalam kolom agama di KTP dan KK tersebut sekilas bukan merupakan permasalahan yang serius dan hanya menjadi permasalahan implementasi saja. Namun, faktanya dengan tidak dicantumkannya nama penghayat kepercayaan dalam kolom agama di KTP atau KK telah membuat masyarakat lain yang beragama menyimpulkan bahwa masyarakat tersebut adalah kolot, atheis, kafir dan sesat. Hal tersebut terjadi karena UU Administrasi Kependudukan mengatur bahwa bagi masyarakat penghayat kepercayaan, nama penghayat kepercayaan yang mereka anut tidak perlu ditulis dalam kolom agama baik di KTP ataupun KK dan cukup hanya dengan dituliskan dalam database kependudukan.

Kamis, 04 Januari 2018

Ketika Kematian Begitu Dekat ...

Ketika Kematian Begitu Dekat ...

Oleh Hani Adhani

Beberapa hari ini, ada banyak mendapat kabar duka dari saudara, teman dan sahabat. Diantaranya keluarga kami yang meninggal adalah  uwa (paman) dari ibu kami yang meninggal tanpa sakit, dan juga beberapa keluarga dari teman, yang satu ibunya dan satu lagi kakaknya.

Dari segi usia memang berbeda jauh, pamanku (uwa) berusia diatas 60 tahun, ibu sahabatku ikko yang seusia pamanku dan satu lagi kakak sahabatku Lutfi masih muda, mungkin seumur dengan saya sekitar 40 tahun.

Kematian memang tidak memandang usia, suku, agama, jabatan, kekayaan, pangkat dan lain sebagainya. Kematian akan datang tanpa kita duga.

"Kita semua adalah calon mayat" begitu kata aa gym yang saya dengar ketika beliau berceramah.

Ada banyak kisah tentang bagaimana kematian datang begitu sangat cepat dan tidak terduga, karena memang kematian salah satu hal yang dirahasiakan oleh Allah.

Kita pasti akan mati kapan saja dan dimana saja tanpa pernah mengetahuinya.

Tentunya yang paling utama yang harus kita siapkan adalah amal ibadah dan amal baik kita, itu yang saya tahu terkait persiapan untuk menghadapi kematian.

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah dimuka bumi dan akan berujung pada kematian dan hanya amal ibadah dan amal baik yang akan membantu kita.

Sebagai penganut agama Islam saya banyak mendengar dan membaca dalam Al Quran tentang kematian yang sungguh pada akhirnya akan membuat kita semakin yakin bahwa kematian itu sangatlah dekat.

Berikan beberapa ayat dalam Al-Qur'an tentang kematian :

Surat An-Nisa’ Ayat 78
Artinya: “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh“.

Surat Al-An’am Ayat 61
Artinya: “Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya”.

Surat Al-‘Ankabut Ayat 57
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”.

Surat Al-Jumu’ah Ayat 8
Artinya: “Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan“.

Surat Al-Mulk Ayat 2
Artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun“.

Surat As-Sajdah Ayat 11
Artinya: “Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan“.

Surat Az-Zumar Ayat 30
Artinya: “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)“.

Surat Az-Zumar Ayat 42
Artinya: “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir“.

Surat Al-Munafiqun Ayat 11
Artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan“.

Dari beberapa ayat di atas kita dapat menyimpulkan bahwa percaya akan adanya malaikat adalah bagian dari iman, dan malaikat yang selalu siap untuk mencabut nyawa kita adalah malaikat Izrail dan dia tidak pernah gagal mencabut nyawa manusia.

Ketika kematian datang, maka selanjutnya kita akan menunggu kabar dari Allah tentang segala amal perbuatan kita, apabila amalan ibadah kita baik maka semuanya akan terasa mudah namun apabila buruk maka sudah pasti kita akan mendapatkan kesulitan dan pada akhirnya akan datang siksa dari Allah yang maha Adil.

Hidup ini selalu ada awal dan ada akhir. Allah menciptakan alam semesta dengan keseimbangan, kehidupan dan kematian adalah bentuk Kuasa Allah dalam menjaga keseimbangan alam semesta ini dan kita memang tidak bisa lari dari kematian, dimana dan kapan pun apabila sudah pada waktunya kematian akan menjemput kita.

Maka sudah sepatutnya kita sebagai makhluk Allah yang pasti akan mati tetap rendah hati, jangan sombong, tetap konsisten beribadah kepada Allah, tetap konsisten berprasangka baik, tetap konsisten berbuat baik, tetap semangat menegakkan amar makruf nahi mungkar dan tetap konsisten menjaga diri dari godaan setan yang selalu senantiasa akan menjerumuskan kita ke lubang maksiat dan dosa.

Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan Allah, dijauhkan dari godaan setan, dimudahkan pada saat ajal menjemput dan mati dalam keadaan Khusnul khatimah (mati dalam keadaan yang terbaik). Amin.

*****