Ketika saya SD, di sekolah saya SDN 3 Purbaratu Tasikmalaya, murid diwajibkan untuk menabung dan ketika kenaikan kelas hasil tabungan
tersebut akan dibagikan sehingga ketika kenaikan kelas, maka hampir semua siswa
dan orang tua seolah olah mendapatkan rizki yang tidak terduga-duga karena
tabungannya dibagikan padahal itu sebenarnya karena kita para siswa rajin
menabung. Meskipun mungkin nabungnya tidak seberapa tapi karena ditabung secara
kontinyu selama setahun maka hasilnya pun luar biasa.
Ketika menginjak SMP (SMPN 2 Tasikmalaya) hal
tersebut masih dilakukan tetapi ketika SMA (SMAN 1 Tasikmalaya) saya akhirnya mulai mengenal kartu ATM
dan BANK. Beberapa teman-teman di dompetnya telah membawa kartu ATM dan bagi
kami waktu itu sungguh keren terlihat di dompet bila ada banyak kartu ATM
meskipun sebenarnya mungkin isinya tidak seberapa.
Kebiasan menabung ini terus saya
lakukan hingga di bangku kuliah. Tiap bulan orang tua saya selalu mengirimkan
uang jajan untuk biaya hidup selama satu bulan yang dikirimkan melalui Bank
dengan sistem transfer.
Uang tersebut secara otomatis
tidak saya ambil semua tetapi diambil bertahap sesuai kebutuhan, meskipun
kadang kala sebelum habis bulan, uang di kartu ATM sudah habis tidak tersisa
dan jalan alternatif adalah menggadaikan barang elektronik ke pegadaian untuk
menyambung hidup.
Dalam benak saya waktu itu tidak
terpikirkan sedikitpun untuk menabung untuk masa depan. Menabung waktu itu
hanya sebatas menyimpan uang saja tanpa target yang jelas.
Kini ketika saya telah bekerja
dan berkeluarga, mulailah saya berpikir untuk menabung bukan dengan cara
konvensional yang hanya menabung tanpa tujuan yang jelas ataupun hanya menabung
untuk menyimpan uang saja.
Saya mulai memikirkan tentang
masa depan anak saya yang lambat laun mulai beranjak dewasa.
Dengan nilai mata uang yang semakin
kecil dan angka inflasi yang cukup signifikan, maka saya berpikir akan sulit
bagi saya untuk bisa menyekolahkan anak saya di bangku Universitas terbaik
apabila saya tidak mulai memikirkan biaya kuliah anak saya sejak dini.
Meskipun saat ini anak saya
Hanif Muhammad Aqeel baru SD kelas 2 tetapi saya yakin 10 tahun ke depan ketika
dia akan kuliah maka biaya kuliah saat itu tidak sama dengan biaya kuliah saat
ini.
Bisa dibayangkan apa jadinya
bila besok hari di tahun 2024 saya tidak mempunyai cukup uang untuk membayar
biaya kuliah anak saya. Kalo biaya kuliah saat ini untuk fakultas kedokteran
adalah sebesar 100 juta maka mungkin 10 tahun ke depan biayanya akan lebih dari
300 juta. Akan sulit bagi saya apabila dalam hitungan detik harus mendapatkan
uang sebesar 300 juta.
Sedikit saya akan menceritakan
kisah yang saya alami yang berhubungan dengan kebiasan menabung yang telah saya
lakukan untuk jaminan masa depan anak pertama saya Hanif Muhammad Aqeel.
Saya kebetulan awalnya ditawari
produk tabungan 2 in 1 oleh salah seorang agen asuransi (Agus) di RS Hermina
Bekasi ketika anak saya (aqeel) sakit asma.
Agen ini awalnya minta waktu
untuk presentasi sekitar 5 menit, tetapi karena anak saya keburu dipanggil
dokter maka saya minta kepada Agus untuk mengirimkan informasi tersebut by
email dan saya berikan kartu nama saya ke dia.
Satu minggu setelah itu ada
email dari Agus yang isinya menjelaskan tentang produk tabungan asuransi
prudential, Agus akhirnya minta waktu untuk berkunjung ke rumah untuk
menjelaskan tentang manfaat tabungan tersebut.
Hari minggu Agus datang ke rumah
dan presentasi ke saya dan istri saya, akhirnya karena realistis dan menarik
saya pun memutuskan untuk memasukan anak saya (Aqeel) ikut tabungan tersebut,
adapun nama produknya adalah PSA (prudential syariah account) dengan
kewajiban nabung selama 10 tahun,
Saya dan istri sepakat nabung
tiap bulan 1 juta untuk anak saya Hanif Muhammad Aqeel dengan konsekuensi
ketika sudah 10 tahun uang tersebut akan digunakan untuk biaya kuliah Aqeel
ketika akan masuk universitas khususnya untuk biaya masuk fakultas kedokteran.
Ternyata produk PSA ini selain
mendapatkan manfaat tabungan juga ada manfaat asuransi kesehatan dan asuransi
jiwa, antara lain sebagai berikut:
§
COVER BIAYA RUMAH SAKIT : apabila pemegang polis mengalami sakit dan harus
dirawat di RS, maka biaya rumah sakit ini termasuk dalam kartu kesehatan
bersama rekanan rumah sakit prudential dan juga tambahan manfaat tambahan rumah
sakit ini dapat digunakan untuk double claim;
§
CRISIS COVER BENEFIT : Manfaat crisis cover benefit adalah apabila
pemegang polis mengalami sakit kritis maka akan mendapat manfaat santunan s/d
usia 65 tahun;
§
ACCIDENT DISABLEMENT : Manfaat apabila Nasabah cacat karena kecelakaan,
akan diberikan manfaat santunan sampai dengan
usia 65 tahun;
§
PRU PAYOR (Manfaat jaminan tabungan): Apabila pemegang polis mengalami kondisi
kritis, maka tidak perlu lagi menabung dan sebaliknya Prudential akan
membayarkan tabungan nasabah sampai berusia 65 tahun sebesar premi/tabungan yang
dibayarkan;
§
SANTUNAN MENINGGAL : mendapatkan santunan apabila meninggal dunia.
Anak saya (Aqeel), 3 bulan
setelah masuk asuransi prudential terkena penyakit usus buntu dan harus di
operasi. >>
http://hani-adhani.blogspot.com/2013/05/anakku-aqeel-harus-di-operasi-usus-buntu.html
Alhamdulilah biaya operasi usus
buntu di RS Hermina Bekasi untuk anak saya di cover full 100% oleh prudential
biaya saat itu semuanya sebesar 19 juta.
Selain itu biaya pengobatan awal
dan pasca operasi juga di cover dan dapat di claim ke pihak Prudential dan
langsung di transfer ke rekening saya sebagai pemegang polis.
Itu hal manfaat yang saya alami secara
langsung oleh saya khususnya anak saya Hanif Muhammad Aqeel.
Saat ini saya pun akhirnya ikut
dan menabung untuk diri saya sendiri dengan tujuan agar saya disaat pensiun
nanti bisa mendapat uang pensiun dan/atau untuk naik haji, selain tentunya
mendapat manfaat asuransi kesehatan dan asuransi jiwa bila suatu saat saya
sakit sehingga harus dirawat dan/atau apabila suatu saat saya meninggal dunia.
Meskipun untuk menyisihkan uang tersebut tidaklah mudah karena saya dan keluarga harus berhemat tetapi untuk masa depan keluarga mau gak mau itu harus kami lakukan agar masa depan keluarga kami khususnya anak kami terjamin.
Itu sedikit cerita saya tentang
pentingnya menabung untuk masa depan keluarga, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar