Alhamdulilah, bersyukur kepada Mu Ya
Rabb, hari ini tepat 9 bulan pasca di rawat di ICU anak kami Hanif Muhammad
Aqeel setelah mengalami pecah pembuluh darah otak karena terindikasi AVM. [read
: http://hani-adhani.blogspot.co.id/2016/02/anakku-aqeel-terkena-stroke.html.]
Sejauh ini perkembangan anak kami
berlangsung membaik, meski beberapa saat lalu Aqeel sempat jatuh dan kembali di
rawat di Rumah Sakit. [Read : http://hani-adhani.blogspot.co.id/search/label/Allah%20SWT%20sangat%20sayang%20sama%20Aqeel
]
Pada saat sebelum musibah jatuh
tersebut, Aqeel sudah melakukan banyak terapi secara rehabilitasi medis di rumah
sakit dan juga terapi tradisional atau alternatif.
Banyak teman-teman saya bertanya
terkait terapi tradisional atau alternatif tersebut yang kami lakukan untuk
Aqeel. Pada awalnya memang kami sempat ragu karena kami sejak awal selalu
berupaya untuk membawa Aqeel ke rumah sakit, begitupun pada saat rawat jalan
penyembuhan, rehabilitasi medis menjadi acuan untuk penyembuhan anak kami pasca
dirawat di ICU karena AVM.
Tangan kiri dan kaki kiri Aqeel
memang belum normal 100%. Kondisinya tangan dan kaki kirinya saat ini sekitar
75%, dimana jari tangan dan kakinya belum bisa melipat secara normal dan
sempurna.
Untuk kaki, kakinya masih seperti di
gusur dan belum bisa berpijak dengan sempurna meski sudah bisa jalan namun
masih harus pelan dan hati-hati. Begitupun dengan tangannya, jari tangannya
belum bisa memegang benda secara sempurna meskipun kekuatan/power jarinya sudah
ada namun belum akurat dan masih sering lemas.
Rehabilitasi medis adalah bagian dari
ikhtiar yang kami lakukan sebagai upaya melatih otot kaki dan tangan Aqeel,
namun untuk memback up rehabilitasi medis tersebut kami pun berikhtiar dengan
pengobatan terapi alternatif di Kota kelahiran kami yaitu Tasikmalaya.
Pada awalnya, info pengobatan alternatif
berasal dari Ibu kami yang menginfokan bahwa Uwa (kakak ibu) kami yang juga
mengalami stroke dan tidak bisa jalan setelah beberapa kali dirawat oleh Pak
Heri (nama terapis alternatif), Alhamdulillah kondisinya berangsur normal dan
bisa jalan kembali.
Info lain kami dapatkan juga dari
tetangga di rumah orang tua kami di nagrog, Tasikmalaya, bahwa ada istri ustad di
kampung kami yang stroke dan tidak bisa jalan, kemudian dibawa ke Pak Heri dan
Alhamdulillah kembali sehat dan bisa jalan kembali.
Akhirnya kami pun Bismillah
berikhtiar mendatangi Pak Heri untuk kesembuhan anak kami Aqeel.
Pertama kami datang ke tempat Pak
Heri, tepatnya di Desa Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya (2KM dari Polres Kab.
Tasikmalaya). Tempat prakteknya berada di belakang rumah Pak Heri. Tempatnya
cukup baik, bersih dan cukup ramai.
Pada saat itu kami datang jam 9 pagi
dan sudah nomor urut 34, beruntunglah kami karena ternyata untuk pasien
anak-anak tidak perlu ikut antrian, namun cukup diinfokan ke Pak Heri dan akan
diselingi oleh pasien anak-anak. Alhamdulilah pada saat itu kami hanya menunggu
sekitar 45 menit dan Aqeel langsung bisa ditangani oleh Pak Heri.
Pada saat kami menunggu, ada banyak
pasien yang sebagian besar adalah penderita stroke dari berbagai kota dan
menurut mereka bahwa pengobatan alternatif Pak Heri ini ada sudah lama dan
pasiennya banyak. Kebanyakan pasien datang secara rutin karena metode
pengobatan Pak Heri dengan teknik pijat dengan tangan sehingga pasien harus
datang berkali-kali hingga benar-benar sembuh.
Menurut mereka (para pasien), ada
banyak progres pasca pengobatan alternatif Pak Heri ini dan sangat membantu. Kebanyakan
setelah pasien dari rumah sakit namun tidak ada progres maka mereka bawa ke Pak
Heri. Selain itu, faktor lain adalah karena Pak Heri tidak mematok biaya
perawatan. Pak Heri menerima seikhlasnya berapapun tips/sedekah yang diberikan
dan pada saat praktek tidak ada asisten ataupun pembantu.
Beliau tangani semua pasien sendiri
dari mulai absen pasien sampai tahap pengobatan. Ruang prakteknya pun sangat
sederhana, hanya 3x4 meter ukurannya dan hanya ada kasur kecil saja, sehingga
semua pasien di cek di atas kasur tersebut. Sementara untuk ruang tunggu
lumayan besar dan disediakan sofa serta halaman parkir yang lumayan luas.
Selain itu bagi pasien yang ingin
minum dan makan, saudara Pak Heri juga menyiapkan warung kupat tahu dan nasi
timbel serta gorengan khas singaparna, sehingga bagi yang lapar tidak perlu
jauh jauh cari tempat makan.
Teknik pijat yang dilakukan oleh Pak Heri
sekilas memang mirip metode pengobatan cina tapi tanpa jarum. Kedua tangan Pak
Heri sangat lincah dan cekatan memijat syaraf para pasiennya termasuk anak saya
Aqeel. Mulai dari tangan, kaki, punggung hingga leher. Menurut Pak Heri, oleh
karena Aqeel masih anak-anak, makan proses pemijatan juga tidak bisa instan
namun harus bertahap dan harus sabar.
Pak Heri menyampaikan bahwa insha
Allah Aqeel akan sembuh seperti sediakala asal rutin datang dan sabar. Menurut
dia kasus yang dialami Aqeel termasuk langka sehingga dibutuhkan kesabaran
dalam melakukan pengobatan. Selain itu, menurut Pak Heri, Aqeel juga harus
rajin melatih ototnya selama di rumah.
Saat ini, aqeel sudah datang ke
tenpat Pak Heri sekitar 15 kali dan sejauh ini Alhamdulilah kondisinya semakin
membaik. Sabtu - senin minggu kemarin (1/3 Oktober 2016) kembali Aqeel mendatangi Pak Heri untuk melanjutkan tahapan pengobatan.
Satu hal yang membuat kami ikut senang mengantar Aqeel ke pengobatan alternatif Pak Heri ini adalah karena Aqeel terlihat sangat enjoy dan senang datang ke Pak Heri, tidak ada perasaan takut ataupun sakit. Pada saat dipijat, Pak Heri selalu mengajak Aqeel berdialog dan bercerita sehingga waktu pemijatan yang hanya sekitar 20 menit dilewati sangat cepat dan tanpa terasa ada sakit.
Berikut video progres Aqeel pasca
pengobatan alternatif :
Video 1 >> https://www.youtube.com/watch?v=BXHTG6G-K6Q
Video 2 >> https://www.youtube.com/watch?v=LwkghAcozi0
Semoga informasi ini bermanfaat dan
apabila ada diantara teman-teman yang membutuhkan informasi terkait pengobatan
alternatif tersebut bisa menghubungi saya melalui email di adhanihani@gmail.com atau bisa komen di
blog saya ini, terima kasih.
Mohon doanya agar anak kami Hanif
Muhammad Aqeel dapat sehat kembali seperti semula, amin.
Monas, 6 Oktober 2016
Hani Adhani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar