“KITA ADALAH PEMIMPIN”
Oleh
Hani Adhani[1]
=====
Dalam
kesempatan ini saya akan mencoba berbagi cerita tentang kepemimpinan yang saya
alami sejak saya berada di bangku sekolah hingga saat ini saya bekerja di
Mahkamah Konstitusi.
Menjadi
pemimpin memang selalu identik dengan organisasi atau kumpulan orang. Mulai
dari keluarga, RT, RW, desa hingga Negara. Tentunya kita banyak belajar dan
mengambil hikmah dari kepemimpinan orang tua kita masing-masing.
Sejak
kita dalam kandungan hingga saat ini kita dewasa, orang tua menjadi figur
sentral dalam membentuk karakter diri kita sebagai pemimpin. Ibu dan ayah kita
berupaya semaksimal mungkin menjadikan kita menjadi anak yang soleh/solehah,
sukses dan berhasil. Hingga saat ini saya dewasa dan bersia berusia 38 tahun,
namun tetap saja saya masih meminta bantuan kepada orang tua dalam hal apapun.
Bukan hanya ketika susah namun dalam keadaan senang pun saya masih selalu
merepotkan orang tua. Begitupun teman-teman semua para mahasiswa yang mengikuti
kegiatan ini, saya yakin belum bisa lepas 100% dari bantuan orang tua.
Orang
tua kita adalah figur sental pemimpin yang pertama kali kita kenal dan yang
mempengaruhi gaya kepemimpinan kita selanjutnya.
Ketika
beranjak dewasa, saat kita berada di bangku sekolah, mulailah kita mengenal
figur pemimpin lain, salah satunya Guru kita. Pasti teman-teman semua akan
selalu mengenang salah seorang Guru SD, Guru SMP dan SMA yang dianggap guru
terbaik karena mereka sangat sayang dengan kita seperti halnya orang tua kita
menyayangi kita.
Mungkin
ada juga diantara teman-teman semua, yang mulai sejak TK, SD. SMP, atau SMA
telah menjadi pemimpin, contohnya menjadi ketua kelas, ketua regu pramuka,
pemimpin upacara, atau pemimpin organisasi di tingkat sekolah seperti OSIS,
Pramuka, PMR, Paskibra dan unit kegiatan lain yang berada di lingkup sekolah.
Saya
sejak SD pernah jadi ketua kelas, begitupun saat SMP dan SMA pernah menjadi
pemimpin upacara dan ketua regu yang juga pasti dialami oleh teman-teman semua
peserta kegiatan LKMM ini.
Hal
tersebut menjadi cikal bakal pembentuk karakter kepemimpinan saat berada di
bangku kuliah. Siswa yang aktif saat SD, SMP atau SMA pasti akan menjadi
aktifis juga saat kuliah. Namun ada juga yang saat sekolah tidak menjadi
apa-apa tapi saat kuliah menjadi aktifis yang luar biasa.
Saat
saya SMA, saya hanya aktif di organisasi mesjid sekolah (SMA 1 Tasikmalaya) dan
hanya menjadi anggota biasa. Selain itu, di lingkungan kampung, saya aktif di
organisasi Mesjid dan diberikan amanah menjadi Bendahara, padahal saat itu saya
masih sekolah kelas 2 SMA. Alhamdulilah kepercayaan itu saya emban dengan
optimis, saya dan teman-teman pengurus mesjid berupaya untuk selalu mengadakan
kegiatan mesjid khususnya kegiatan pemuda mesjid, diantaranya tablig akbar
dengan mengundang Ustad terkenal di daerah Jawa Barat dan Jabotabek. Padahal
organisasi mesjid kami sekupnya kecil, namun kami berupaya mengembangkan
jaringan dengan mendatangi para tokoh dan masyarakat di kampung kami untuk
menjadi penasehat dan pembina organisasi kami.
Saat
saya menjadi bendahara, kas organisasi mesjid kami tidak pernah kekurangan uang
dan malah setelah kegiatan selalu surplus. Saya, Ketua, Sekum dan anggota
mesjid bahu-membahu menjalankan roda organisasi tanpa pamrih dan dengan satu niatan
yaitu memajukan syiar islam.
Itu pengalaman menjadi pemimpin saat
sekolah ....................................................
Untuk menambah motivasi kita, mari kita lihat video pertama berikut ini “Servant Leadership” https://www.youtube.com/watch?v=XlTzLd6oXC0
Menginjak
bangku kuliah, khususnya saat kuliah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Saya masuk UMY tahun 1998. Meskipun lulus SMA
tahun 1997, karena saya waktu itu ingin kuliah di UI namun dua kali UMPTN tidak
juga lolos, maka UMY adalah pilihan terbaik, bukan hanya karena biayanya yang
murah, namun karena memang UMY punya organisasi yang kuat karena UMY dibawah
naungan Muhammadiyah yang saya tahu memiliki manajemen organisasi yang profesional,
baik dan bagus.
Organisasi
pertama yang saya masuki adalah BEM UMY. Saat itu saya masuk melalui rekrutmen
terbuka. Saya melihat pamplet kemudian daftar dan tugas pertama yang saya
dapatkan adalah mengurus Ospek Mahasiswa Tahun 1999.
Saat
di BEM UMY, saya menjabat sebagai kordinator advokasi dan kesejahteraan
mahasiswa yang tugas utama melakukan advokasi terkait segala permasalahan
mahasiswa. BEM UMY saat itu berada di masa transisi untuk melakukan Pemilu Raya
untuk memilih Presiden dan Senat. Alhamdulilah BEM UMY di era saya (Ketua Fauzi
Amin) menjadi satu-satunya BEM UMY yang diterima LPJ pada saat laporan
pertanggungjawaban. Kita semua anggota BEM UMY nangis saat itu karena terharu
dan bangga. Laporan Keungan yang menjadi patokan kita dalam melaporkan
pertanggung jawabkan dibuat dengan sangat rigid, sampai kwitansi untuk beli
gorengan dan teh pun kami simpan dan dijadikan lampiran LPJ.
Figur
sentral saat itu yang ada di BEM UMY adalah Fauzi Amin (Ketua/HMI/Ekonomi),
Farid (Wakil Ketua Sopink/Fisipol), Rahmat Gusti (Fisipol/Senat) dan
teman-teman lain dari berbagai fakultas dan berbagai angkatan.
Saya
banyak belajar bagaimana membangun target kinerja organisasi, mengenal karakter
orang, bagaiman berinteraksi dengan berbagai elemen kampus, belajar bagaimana
menjadi pemimpin yang ideal. Saya di BEM UMY selama setahun.
Selain
itu, organisai kampus yang saya geluti adalah IMM yang masuk karena diajak oleh
teman sekelas saya, meski boleh dikatakan saya menjadi anggota IMM abangan,
namun saya merasa banyak hal juga yang saya dapatkan di IMM.
Yang
paling seru adalah ketika saya dan teman-teman pemilik motor Vespa membuat UKM
Scooter UMY (SCOOMY). Kami waktu itu merekrut dosen (pak sutrisno dan pak
endrio) menjadi penasehat kami dan Alhamdulilah ada sekitar 40 orang anggota
yang masuk dan Scoomy juga menjadi UKM otomotif pertama di UMY. Saya di Scoomy
menjadi sekjen. Tugas pertama saat itu adalah launching Scooomy dan membuat AD
ART Scoomy serta melakukan kegiatan touring bulanan ke penjuru tanah air.
Organisasi
lain yang saya ikuti di luar kampus adalah organisai paguyuban (KPM Tasikmalaya)
dan KPM Jawa Barat. Saya di organisasi tersebut menjadi kordinator bidang dan
hingga saat ini selalu ditunjuk menjadi penasehat untuk memberikan masukan
kepada teman-teman mahasiswa asal tasikmalaya dan jawa barat. Kegiatan yang
dilakukan di KPMT diantaranya, sosialisasi kampus jogja ke sekolah sekolah
(SMA) di Tasikmalaya, TRY OUT, seminar nasional, audensi dengan bupati dan DPRD,
bakti sosial dll.
Itu sedikit cerita saat menjadi pemimpin
di organisasi mahasiswa .....................
Untuk menambah motivasi kita, mari kita lihat
video kedua berikut ini :
[Boss
VS Leader >>> https://www.youtube.com/watch?v=j_F7ghGTxGY
]
Saat
bekerja di Mahkamah Konstitusi.
Nah
ini yang mulai serius.
Bergabung
di Mahkamah Konstitusi sejak 2003 dan saya menjadi salah satu pegawai pertama.
MK berdiri 13 Agustus 2003 dan saya jadi pegawai MK september 2003.
Saat
itu kebetulan bos saya adalah Bapak Ahmad Fadlil Sumadi (alumni UMY) yang
menjabat sebagai panitera. Tugas pertama saya waktu itu menjadi staf
kepaniteraan yang tugas utamanya membantu jalannya sidang MK. 6 bulan kemudain
saya menjadi juru panggil MK. 1 tahun kemudian menjadi sekretaris panitera. 2
tahun kemudain menjadi sekretaris Ketua MK (Pak Jimly). Kemudian menjadi
sekretaris hakim konstitusi Hamdan Zoelva dan setelah itu menjadi panitera
pengganti hingga saat ini.
Figur
yang sangat mempengaruhi saya saat di MK diantaranya adalah :
1. Bapak
Ahmad Fadlil Sumadi (Panitera dan Hakim MK). Karakter beliau, baik, rendah
hati, menganggap kita sebagai anak sendiri, tidak ada sekat, selalu memotivasi
agar kita tekun bekerja tekun beribadah, dan care terhadap anak buah/staf.
2. Bapak
Jimly (Ketua MK). Perfeksionis, visioner, profesional dan proporsional, selalu
merasa tidak puas atas hasil kinerja organisasi dan selalu berusaha mencari
tantangan baru.
3. Bapak
Hamdan Zoelva (Ketua MK). Karakter beliau, baik, rendah hati, tidak ada sekat,
selalu memotivasi agar kita tekun bekerja dan tekun beribadah, care terhadap
anak buah/staf, selalu memberikan nasehat dan motivasi agar teliti dan tekun
dalam pekerjaan.
Itu
pengalaman saat bekerja di Mahkamah Konstiusi ............................................
Mari
Kita Lihat Video yang ketiga yang berjudul
“The Power of Union”
Sebagai
penutup, tips untuk teman-teman mahasiswa : jadilah pemimpin yang Jujur, baik,
rendah hati, care dengan partner/anak
buah, konsisten, berani dan berintegritas.
Figur
pemimpin yang wajib dijadikan panutan : Nabi Muhammad SAW.
Nabi
Muhammad adalah pemimpin yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.
Mari kita lihat video berikut ini > https://www.youtube.com/watch?v=cKgJnQh-QRs
*****
[1] Disampaikan
dalam acara Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM) 2016- BEM FP UMY, tanggal 26 November 2016 di
Kampus UMY, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar