Kita akan mengambil hikmah dari kisah Nabi Yakub as yang
tertulis dalam Al Quran, saat itu nabi Yakub as sedang berbincang dengan
anaknya yang sangat kesal melihat keadaan nabi Yakub yang terus dilingkupi
dengan kesedihan oleh karena ketiadaan nabi Yusuf as.
Anaknya tersebut berbicara kepada nabi Yakub as, ”apakah ayah akan terus bersedih karena
kematian Yusuf dan akan mengingat Yusuf sampai wafat?, bisakah ayah
melupakannya?“
Kemudian nabi Yakub as merespon pernyataan dari anaknya
tersebut dan mengatakan “sesungguhnya aku
hanya mengadukan kesusahan dan duka citaku kepada Allah”
Ini adalah kalimat yang sangat dalam, kita semua pasti pernah
merasakan kesedihan, kita semua punya masalah dan sering curhat terkait masalah
tersebut kepada teman kita, dan akan terasa sangat membantu apabila kita
menceritakan masalah kita kepada orang bijak yang kita percaya.
Terkadang kita curhat tentang masalah kita kepada orang tua,
teman dekat, guru atau ulama atau ada beberapa yang juga curhat melalui email
kepada saya dan menceritakan tentang permasalahnnya, atau ketika saya sedang
menjadi pembicara, banyak juga yang menceritakan berbagai permasalahnnya.
Surat Yusuf ayat 86 :
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya
hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku
mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya".
Dalam Surat Yusuf ayat 86 tersebut, terdapat kebenaran yang
sangat mendalam yang diungkapkan oleh nabi Yakub as, benar bahwa apabila kita
curhat dengan orang lain maka hal tersebut akan membuat hati kita nyaman, namun
orang yang dicurhati tetap tidak dapat memahami sepenuhnya rasa sakit tersebut
dan begitupun sebaliknya.
Rasa sedih atau sakit yang dirasakan, hanya bisa dirasakan
oleh diri kita. Meskipun kita seringkali membandingkan permasalahan tersebut
dengan permasalahan orang lain, namun tiap permasalahan dan situasi yang
dialami oleh masing-masing orang adalah unik dan berbeda antara satu dengan
yang lain dan satu-satunya yang benar-benar bisa memahami kesulitan yang kita hadapi hanyalah Allah.
Kata “innama” dalam
ayat tersebut sangat memberikan arti lebih dan penting, karena satu-satunya
yang bisa memahami situasi kita dan bersimpati dengan permasalahan kita, dan
tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang lain bahkan oleh teman baik kita, yang
bisa seperti Allah.
Dalam surat tersebut Nabi Yakub menyampaikan, “aku mengetahui langsung dari Allah apa yang
kamu tidak ketahui, dan aku mengetahui bahwa Allah memahamiku lebih dari orang
lain”
Ini adalah hal yang paling fundamental terkait dengan
keyakinan kepada Allah, keyakinan bahwa Allah lebih memahami kita dibandingkan
dengan orang lain, memahami bahwa Allah lebih bersimpati dengan kita
dibandingkan dengan orang lain, maka sudah seharusnyalah segala curhatan kita
seharusnya ditujukan kepada Allah saja.
Pada saat curhat, kita dibolehkan untuk menangis, sebagian
orang terkadang sangat tidak peka dan tidak sensitif dengan apa yang kita
rasakan dan mengatakan “jangan menangis,
seharusnya kamu bersabar”, ya kita memang harus bersabar, tapi kita juga
manusia biasa yang bisa menangis dan tidak masalah apabila kita menangis, nabi
Yakub saja menangis dan bersedih selama bertahun-tahun karena kehilangan nabi
Yusuf dan rasa sedih tersebut tidak bisa hilang, dan ketika anaknya nabi Yakub
yang lain bertanya kenapa terus bersedih, nabi Yakub berucap “bahwa dia bersedih dan menangis kepada Allah,
mengapa kamu merasa terganggu?, ini adalah antara aku dan Allah, Allah tidak
menghiraukan perasaan sedih itu”.
Tidak masalah kita bersedih dan menangis, itu memang kita
perlukan dan Allah tidak akan merendahkan kita apabila kita menangis. Allah
tidak menciptakan robot, Allah mencipatakan manusia yang berperasaan dan ini
dirasakan pula oleh nabi Yakub yang diceritakan oleh Allah dalam Al Quran.
Lalu mengapa kita melarang orang lain untuk bersedih dan
menangis?
Kita janga melarang orang lain bersedih dan menangis, karena
ini adalah sesuatu yang diberikan oleh Allah untuk kita sehingga kita bisa
berkeluh kesah atau curhat kepada Allah dan Allah tidak mempermasalahkan
apabila kita menangis kepada Nya.
Allah menerima segala keluh kesah kita dan mengetahi masalah
kita.
Subhanallah.
Segala curhat kita yang kita sampaikan kepada Allah akan
membuat kita sangat lega melebihi siapapun.
Semoga Allah memberikan rasa lapang pada saat kita sedang
bersedih dan membuat untuk tidak menekan orang lain pada saat orang lain tertimpa
kesedihan.
Mohon disebarkan apabila kajian singkat ini bermanfaat,
supaya pahala kebaikan amal jariyah mengalir kepada kita semua.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar