Sumber : https://www.asiangames2018.id |
Pemanjat Emas Asian Games
Oleh
Hani Adhani *)
Dalam
catatan sejarah pembentukan Federasi Panjat Tebing Indonesia, menjadikan panjat
tebing sebagai bagian olahraga yang diakui dunia adalah menjaga pekerjaan rumah
yang sepertinya sulit untuk diwujudkan dan hal tersebut bukan hanya untuk
pengurus panjat tebing Indonesia, namun juga federasi panjat tebing tingkat
internasional (IFSC).
Meski
begitu, federasi panjat tebing Indonesia tetap selalu berupaya untuk mendorong
dan terus menerus berupaya membuat program kerja berupa berbagai event lomba
panjat tebing secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten kota hingga
tingkat nasional. Selain itu, federasi panjat tebing Indonesia dengan segala
keterbatasannya tetap selalu berupaya mengirimkan atlet panjat tebing Indonesia
ke event tingkat internasional.
Meski
olahraga panjat tebing mungkin tidak sepopuler olahraga badminton atau sepak
bola, namun untuk tingkat mahasiswa panjang tebing menjaga salah satu daya
tarik bagi mahasiswa untuk masuk unit kegiatan mahasiswa (UKM) mahasiswa
pencinta alam (Mapala).
Mapala
menjadi media untuk mencari bibit unggul para atlet panjat tebing Indonesia.
Meski mungkin sebagian masyarakat Indonesia selalu mengidentikan Mapala sebagai
organisasi mahasiswa pencinta alam yang gemar naik gunung, namun bagi yang
sudah mengenal lebih dekat dengan Mapala, maka pasti akan mengetahui bahwa ada
sport climbing yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Mapala.
Selain
Mapala, pembinaan para atlet sport climbing juga muncul dari club panjat tebing
yang ada diberbagai daerah di Indonesia. Saat ini setidaknya ada ratusan club
panjang tebing yang bernaung dibawah federasi panjat tebing Indonesia.
Salah
satu visi yang dibangun oleh Faisol Riza pada saat mencalonkan diri menjadi
ketua umum PP FPTI adalah bagaimana menjadikan olahraga panjat tebing menjadi
olahraga tingkat dunia dan menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara yang
memiliki atlet panjat tebing kelas dunia.
Pada
saat itu, Faisol Riza juga menyampaikan paparan tentang bagaimana membangun
atlet kelas dunia secara bertahap dan berkelanjutan dengan manajemen pendidikan
dan pelatihan yang profesional dan dengan dukungan dari pelatih dan manajer
terdidik dan berpengalaman untuk bisa mendulang Emas di event internasional
sekelas Asian games dan olimpiade.
Pada
saat itu kami para pengurus panjat tebing Indonesia agar tersentak dan kaget
mendengar paparan tersebut. Kaget dan juga bergairah, oleh karena memang itulah
yang diperlukan oleh FPTI saat ini yaitu mencetak atlit kelas dunia secara
berjenjang dan berkelanjutan. Tugas FPTI bukan mencetak atlet yang bisa
menaklukkan gunung tertinggi di dunia namun meraih medali emas seperti di Asian
games saat ini.
Organisasi Cabang Olahraga Sebagai Pelayan
bagi Atlet
Mencetak
atlit kelas dunia tentunya menjadi dambaan dan target semua cabang olahraga.
Namun fakta yang terjadi untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah.
Banyaknya kendala teknis yang menggangu upaya mewujudkan atlet kelas dunia
tersebut. Hal itu juga dialami oleh FPTI,
seperti adanya konflik organisasi di daerah, anggaran yang kurang,
infrastruktur yang tidak memadai dan banyak kendala lain yang menyebabkan
target mencetak atlit kelas dunia tersebut tersendat-sendat.
Namun,
kendala tersebut dapat teratasi dengan adanya kerjasama, kerja keras dan
semangat dari pengurus FPTI di seluruh Indonesia. Tiap divisi dan bidang sangat
konsisten dengan tugas dan tanggung jawabnya. Hal tersebut menjadikan PP FPTI
menjadi salah satu organisasi cabang olahraga yang paling dinamis dan solid.
Hal tersebut pada akhirnya berimbas kepada keberhasilannya para atlet panjang
tebing meraih emas Asian games yang melebihi target yang ditetapkan. Para atlet
tentunya tidak perlu dipusingkan oleh berbagai permasalahan organisasi oleh
karena pada dasarnya organisasi cabang olahraga adalah pelayanan bagi para
atlet.
Tentunya
keberhasilan FPTI mencetak atlit kelas dunia sehingga dapat mendulang Emas di
Asian games merupakan gambaran bagian dari program kerja organisasi FPTI
yang secara berjenjang dan berkelanjutan
mencetak atlit kelas dan tidak dengan cara instan. Kita dapat melihat bagaimana
progres para atlit dari Cina, Jepang dan Korea yang selalu berada di 3 besar
level Asia dalam setiap perhelatan akbar event olahraga internasional dan
bagaimana mekanisme regenerasi atlet yang secara konsisten dan kontinyu terus
dilakukan sehingga mereka tidak pernah kehilangan atlit berprestasi. Hampir di semua
cabang olahraga atlet dari Cina Jepang dan Korea selalu ada dan mendominasi.
Tentunya hal tersebut terjadi karena mereka memilih manajemen pendidikan dan
pelatihan yang profesional dan berjenjang sehingga akan selalu muncul atlet
baru yang malah lebih berprestasi dari atlet sebelumnya.
Semoga
hal tersebut dapat menjadi contoh bagi semua cabang olahraga di Indonesia
sehingga upaya mewujudkan atlet Indonesia kelas dunia dapat terwujud di semua
cabang olahraga sehingga di olimpiade tahun 2020 bukan hanya panjang tebing
yang dapat memanjat dan mendulang Emas namun seluruh cabang olahraga berhasil
mengibarkan bendera merah putih di olimpiade tahun 2020 sehingga Indonesia
bukan hanya menjadi jawara di Asia namun juga menjadi jawara di dunia. Insha
Allah dengan kerjasama, kerja keras dan kerja cerdas hal tersebut akan dapat
terwujud. Terimakasih untuk semua atlit Indonesia yang telah berjuang untuk
menjadi kebanggaan rakyat Indonesia. #IndonesiaJuara.
*) Ka.
Biro Hukum dan Disiplin PP FPTI. Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum-
internasional Islamic university Malaysia (IIUM). Email: adhanihani@gmail.com. Mobile:
081283150373
Tidak ada komentar:
Posting Komentar