Lima bulan pasca recovery dari stroke, anak kami Aqeel
kembali mengalami musibah yang luar biasa hebat yaitu kembali jatuh dan
mengenai kepala sisi sebelah kiri sehingga menyebabkan kepala di sisi sebelah
kiri bengkak besar.
Hari itu senin tanggal 30 Mei 2016, saya dapat telepon dari
istri bahwa Aqeel kembali jatuh dan akan dibawa ke UGD. Saat itu saya sedang
dalam perjalanan pulang dari kantor menuju rumah. Kejadian jatuh Aqeel kali ini
memang mirip dengan musubah jatuh sebelumnya di bulan Januari 2016 dimana saat
itupun kejadiannya sehabis ashar dan saat itu Aqeel terindikasi stroke,
pembuluh darah otak pecah dan suspect APM.
Saat itu Aqeel di rawat di ICU 4 hari dan 4 hari dikamar
perawatan biasa.
Pasca pulang dari rumah sakit, Aqeel intens melakukan terapi
ke rumah sakit untuk fisioterapi ke dokter rehabilitasi medik dan seminggu
sekali check up ke dokter anak untuk memastikan bahwa proses recovery berjalan
maksimal.
Selain ke dokter anak, kami pun berkonsultasi ke dokter bedah
syaraf guna mengkonsultasikan tentang suspect AVM yang diderita oleh Aqeel.
Saat itu dokter anak dan dokter bedah syaraf meminta kami
untuk melakukan proses yang dinamakan CT Angioma untuk memastikan kebenaran dan
kepastian AVM yang di derita Aqeel.
Proses perawatan di ICU yang sebelumnya dilakukan oleh Aqeel,
ternyata hal tersebut membuat Aqeel mengalami trauma yang luar biasa. Ada
ketakutan ketika Aqeel akan melalukan CT A, dia tidak mau lagi mengalami proses
medis di rumah sakit yang merupakan standar dalam proses CT A.
Akhirnya oleh karena Aqeel berontak tidak mau melakukan CTA,
maka dokter bedah syaraf pun akhirnya memberikan saran agar Aqeel untuk
sementara tidak usah dulu melakukan CT A karena apabila dipaksa justru takutnya
akan menyebabkan AVM nya pecah kembali.
Kami pun sebagai orang tua menuruti apa yang disampaikan
dokter. Untuk sementara proses CT A kami tunda dulu.
Meski begitu proses fisioterapi tetap kami jalankan dan atas
arahan dari orang tua, saudara dan teman baik kami, kami disarankan untuk mencoba
menggunakan metode pengobatan alternatif.
Kebetulan di kampung halaman kami di Tasikmalaya, tepatnya di
Mangunreja ada pengobatan alternatif penanganan stroke dengan metode seperti
akupuntur. Kami pun membawa Aqeel ke sana dan Alhamdulilah ada progress.
Tangan dan kaki Aqeel yang pasca stroke masih kaku dan belum
normal 100 %. Kaki kirinya masih ngambang dan jari tangannya belum bisa
mengepal dengan normal dan juga masih kaku. Alhamdulilah mulai berangsur
membaik.
Kami sudah 4 kali membawa Aqeel ke tempat pengobatan
alternatif tersebut dan rencananya setelah UAS tanggal 3 Juni 2016 kami akan
membawa kembali Aqeel.
Namun apa daya ternyata Allah SWT berkehendak lain, tanggal
31 Mei 2016 Aqeel kembali jatuh dan harus kembali di rawat di rumah sakit.
Pasca jatuh yang kedua, Aqeel di rawat 3 hari di RS Hermina
Bekasi.
Alhamdulilah kepala yang membentur tembok bukan yang suspect
AVM sehingga cedera yang timbul hanya bengkak dan tanpa ada pecah pembuluh
darah. Hasil CT Scan menunjukan bahwa kepala Aqeel yang jatuh tersebut tidak
ada pecah pembuluh darah dan hanya bengkak.
Meski begitu dokter anak menyarankan agar Aqeel intens dijaga
dengan ekstra karena khawatir akan jatuh kembali.
Sesaat setelah jatuh tersebut Aqeel mengalami muntah 2 kali
sehingga kami menyimpulkan Aqeel mengalami gegar otak. Hasil CT Scan
menjelaskan bahwa memang Aqeel kena gegar otak yang ringan. Meski begitu, Aqeel
tetap harus dirawat dan di obeservasi untuk memastikan bahwa tidak ada efek
lain.
Hal yang paling membuat kami agak khawatir adalah Aqeel saat
ini sangat tidak suka dengan yang namanya makan obat. Saat di rawat di Rumah
sakit untungnya obat dimasukan melalui infus, namun setelah rawat jalan obat
tersebut otomatis dengan metode oral. Kita pun memaklumi bahwa mungkin anak
kami jenuh dengan obat-obatan tersebut.
Akhirnya kami menyarankan Aqeel untuk minum madu syamil
(campuran madu, royal jelly, dll) setiap akan tidur. Kami yakin madu adalah
obat yang disarankan oleh Allah SWT dalam al quran dan tanpa ada efek samping.
Alhamdulilah madu syamil menjadi menu wajib Aqeel saat ini.
Perawatan terhadap anak pasca stroke memang membutuhkan
energi dan tingkat kesabaran yang luar biasa. Aqeel pasca stroke memiliki
tingkat emosi yang diatas rata-rata. Saat ini, Aqeel cenderung menjadi anak
yang emosional meski pun tidak minder namun kami melihat bahwa harus ada
perlakuan khusus terhadap anak kami pasca stroke.
Kami tidak bisa menyamakan Aqeel dulu dengan Aqeel sekarang
karena setengah tubuhnya (tangan dan kaki kirinya) tidak normal sehingga semua
beban dipindahkan ke tubuh sebelah kanan, sementara kami harus tetap berusaha
untuk melatih tangan dan kaki kirinya agar kembali normal.
Satu hal yang pasti, kami menjadikan cobaan ini sebagai ujian
dari Allah SWT kepada saya dan istri agar kami lebih tekun beribadah, agar kami
lebih bersabar, agar kami semakin rendah hati dan pandai bersyukur.
Tentu saya dan istri bukanlah manusia tanpa cacat dan tanpa dosa,
Allah SWT memberikan ujian kepada kami melalui anak kami agar kami sadar bahwa
Allah SWT adalah Maha Kuasa dan Maha Besar dan tidak ada bandingannya.
Momen Ramadhan ini menjadi Ramadhan yang special buat
keluarga kami karena kondisi Aqeel saat ini berbeda dengan Aqeel di Ramadhan tahun
lalu. Ada rasa sedih menyelimuti kami saat melihat anak-anak yang sebaya dengan
Aqeel berlarian di mesjid menjelang buka puasa. Tahun lalu Aqeel bersepeda
berkeliling dengan teman-temannya menjelang buka puasa, memakai baju koko
membantu kami membawa takjil ke mesjid, namun saat ini kami harus mengendong Aqeel.
Subhanallah ......
Ya Rabb hanya pada Mu kami memohon pertolongan, kami mohon
agar kami selalu dijadikan hamba yang selalu mensyukuri nikmat Mu.
Ya Rabb Kau lah Maha Penyayang dan Maha Kuasa, sembuhkan anak
kami Hanif Muhammad Aqeel. Amin.
Hari ke 9 di Bulan Ramadhan 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar