Photo bersama PPI Dunia di Moskow |
Terlampir opini yang dimuat di website PPI Dunia. Opini dibuat pasca diselenggarakannya Symposium PPI Dunia di Moskow pada bulan Juli 2018.
Berikut link website PPI Dunia >> http://ppidunia.org/2018/08/24/menakar-peran-penting-ppi-dunia/
Menakar Peran Penting PPI Dunia
Oleh
Hani
Adhani *)
Mahasiswa sebagai “agent
of change” selalu berupaya untuk membantu dan mengabdikan dirinya agar siap
selalu membantu masyarakat, bangsa dan negara. Perhimpunan Pelajar Indonesia
(PPI) sebagai wadah organisasi mahasiswa asal Indonesia yang sedang belajar di
luar negeri menjadi salah satu media bagi mahasiswa Indonesia untuk menyalurlan
ide-ide cerdas dan positif dengan tujuan untuk membantu mahasiswa lainnya yang
sedang belajar di luar negeri, membantu masyarakat Indonesia yang sedang
bekerja di luar negeri dan lebih jauh lagi membantu stake holder pengambil
kebijakan negara melalui kegiatan partnership yang postif dan berkesinambungan.
Simposium Internasional
PPI Dunia yang diselenggarakan setiap tahun selalu berupaya menyuguhkan
berbagai ide dan masukan cerdas untuk bangsa dan negara Indonesia khususnya
untuk pemerintah dan pengambil kebijakan di negara Indonesia yang nantinya akan
dijadikan rekomendasi yang dapat dilaksanakan dalam dataran yang lebih praktis.
Selain itu, dalam acara simposium PPI Dunia ini juga dibahas tentang dinamika
organisasi PPI Dunia yang dikemas dalam bentuk kongres yang nantinya akan
menghasilkan berbagai output yang dapat digunakan untuk memperbaiki organisasi
dan melanjutkan program PPI Dunia yang sudah ada agar dapat digunakan untuk
kebaikan warga PPI se Dunia, masyarakat dan juga bangsa serta negara Indonesia.
Simposium PPI Dunia yang
ke 10 yang diselenggarakan di Kota Moskow, Rusia, yang mengambil tema
“Kontribusi Pemuda Dalam Strategi Pembanguan Nasional menuju Indonesia Emas
2045” menjadi momentum yang sangat penting untuk membuktikan eksistensinya PPI
Dunia kepada masyarakat, bangsa dan negara Indonresia. Para mahasiswa Indonesia
yang tergabung dalam PPI Dunia yang saat ini sedang belajar di luar negeri yang
pada saatnya nanti pasti akan kembali ke Indonesia dan mengabdikan ilmunya
untuk bangsa dan negara Indonesia memiliki potensi besar untuk membangun
Indonesia menjadi lebih baik lagi dan juga mengharumkan nama Indonesia di mata
Dunia Internasional.
Sejak terbentuknya
organisasi Mahasiswa Indonesia yang sedang studi di luar negeri (Perhimpunan
Pelajar Indonesia) pertama yaitu sejak tahun 1922 di Kota Leiden, Belanda, yang
kemudian bernama PPI Belanda, dan kemudian pada tahun 2007 oleh karena adanya
keinginan yang besar untuk menyatukan dan mengkoordinir PPI di masing-masing
negara untuk berbuat yang lebih untuk bangsa dan negara, maka kemudian di Kota
Sydney dibentuklah PPI Dunia yang terbagi menjadi 3 kawasan yaitu Timur
Tengah-Afrika, Asia-Oceania dan Amerika-Eropa yang saat ini berjumlah 56
Negara.
Menata Peran PPI Dunia
Fokus utama dari PPI
Dunia yang dipimpin oleh seorang Koordinator PPI Dunia dan Dewan Presidium yang
merupakan wakil dari tiap kawasan ini adalah agar terlaksananya program kerja
dari PPI masing-masing negara yang dapat disinergikan dengan program PPI Dunia
agar semua program PPI Negara lebih terstruktur, sistematis dan masif. Tentunya
masing-masing PPI Negara memiliki program kerja dalam skala yang kecil,
menengah, besar, internal ataupun eksternal.
PPI Dunia sebagaimana
diatur dalam AD-ART PPI Dunia memiliki peran untuk mengelaborasi dan
mensinergikan semua program yang ada di PPI Negara untuk dijadikan program
unggulan yang melibatkan seluruh PPI Negara. Dalam periode kepengurusan PPI
Dunia 2017-2018 yang dipimpin oleh Pandu Utama, setidaknya ada banyak program
unggulan yang diusung oleh PPI Dunia diantaranya adalah, membuat kajian tentang
nuklir dan kajian Papua Barat, menyelenggarakan pagelaran budaya Indonesia di
berbagai negara, penyaluran bantuan dana sosial, mengikuti berbagai festival
budaya Internasional, membuat berbagai acara webinar dan diksusi secara online
melalui PPI TV dan PPI Radio dan banyak program unggulan lainya yang
menggambarkan peran dan eksistensi dari PPI Dunia.
Acara simposium
Internasional yang ke-10 di Moskow, Rusia ini menjadi momentum bangkitnya para
pemuda Indonesia khsusnya mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di luar
negeri menuju Indonesia Emas di Tahun 2045. Dengan jumlahnya anggota PPI Dunia
yang tergabung dalam PPI Negara yang mencapai hampir 90 ribu orang, maka tentu
hal tersebut menjadikan PPI Dunia begitu penting untuk disimak dan dijadikan
partner bagi Pemerintah dan para pengambil kebijakan di Negara Indonesia.
Ide-ide cerdas para mahasiswa yang ada di 56 negara yang tergabung dalam PPI
Dunia ini tentu tidak bisa dianggap sepele, mereka memiliki kekuatan yang luar
biasa untuk memberikan sumbangsih yang besar bagi masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia. Jangan sampai potensi yang besar tersebut kemudian diambil oleh
negara lain oleh karena kurangnya perhatian Negara Indonesia kepada para
mahasiswa tersebut.
Tentunya acara
Simposium Internasional di Moskow yang
diselenggarakan oleh PPI Rusia sejak tanggal 23 Juli s.d. 27 Juli 2018 yang lalu,
yang menghadirkan keynote speaker
Kapolri Tito Karnavian dan Wakil Ketua MPR Mahyudin menjadi momentum
kebangkitan PPI Dunia untuk kembali merapatkan barisan dan membuktikan kepada
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia akan manfaat dan sumbangsih dari
organisasi PPI Dunia untuk masyarakat, bangsa dan negara Indonesia sehingga
peran dan kontribusi mahasiswa yang sedang belajar di luar negeri terlihat
nyata guna mewujudkan Indonesia Emas di Tahun 2045.
*****
*) Hani Adhani –
Presidium Sidang Kongres PPI Dunia 2018 di Moskow. Anggota Tim AD HOC AD ART
PPI Dunia. Wakil Koordinator Bidang Hukum dan Advokasi PPI Malaysia. Mahasiswa
Program Doktor Ilmu Hukum IIUM Malaysia. Email : adhanihani@gmail.com.
HP:+62812-83150373. Alamat: Asrama Mahasiswa IIUM Gombak, Kuala Lumpur,
Malaysia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar